Selasa, 27 September 2011

kenapa orang miskin tetap misikin?


   Jika kita dilahirkan dalam keadaan miskin, sudah dapat dipastikan kita berasal dari orang tua yang miskin, tinggal di perkampungan kumuh, bertetangga dengan orang miskin, dan kebanyakan saudara kita miskin. Karena miskin, kita tidak punya kesempatan sekolah. Kalaupun sekolah hanya SD atau paling banter SMP. Dengan pendidikan yang rendah, apa yang bisa kita lakukan? Akhirnya kita bekerja serabutan, apa adanya, asal bisa makan. Keterampilan yang apa adanya ditambah dengan keadaan yang terpaksa, akhirnya membuat kita mau saja menerima bayaran sesuai kerelaan atau belas kasihan mereka yang butuh jasa kita.
Begitu banyak orang yang seperti itu, bekerja tidak setiap hari. Dengan uang yang pas-pasan, makan sangat "diatur"; artinya pagi makan, siang belum tentu, atau sebaliknya lebih banyak puasa atau makan seadanya. Asupan makanan jauh dari bergizi karena sekadar mengisi perut. Akibatnya mereka kurang gizi, lemah, dan sakit-sakitan. Kalau sakit tidak punya uang, akhirnya banyak pula yang mati muda tanpa pernah menikmati senangnya kehidupan.


Ada puluhan juta orang miskin di negeri kita yang tercinta ini. Saudara kita yang kebetulan tidak mendapat kesempatan dan mendapatkan ujian dengan menjadi orang susah. Allah memang menciptakan manusia, ada yang kaya untuk membantu yang miskin, dan ada yang miskin agar orang kaya bersyukur serta tergerak hatinya untuk membantu.
Kemiskinan menjadi terstruktur jika suatu negara membiarkan korupsi merajalela. Uang negara yang diperuntukan bagi rakyat miskin agar mereka sejahtera malah dimakan oleh pejabat untuk menyejahterakan dirinya sendiri. Banyak anggaran dipersiapkan untuk membantu orang miskin yang berbentuk cash Bantuan Langsung Tunai (BLT). Ini cukup membantu jika langsung diterima oleh si miskin "tanpa potongan". Pembagian beras miskin lewat lurah juga sangat membantu jika tidak dijual ke pihak yang tidak berhak dengan harga yang lebih tinggi demi mendapat keuntungan. Rakyat yang terkena bencana atau tinggal di daerah terpencil akan sangat terbantu jika dibangun akses jalan dan fasilitas penunjang. Ini dimaksudkan agar masyarakat mampu mandiri dan menjual hasli buminya. Sayangnya mutu jalan dan infrastruktur dikorupsi sehingga sering sekali jalan baru dibangun sudah rusak.
Kenapa ada manusia yang tega memakan manusia lainnya? Mereka memenuhi perut sendiri dan perut anak istrinya dengan uang haram? Mereka membuat diri mereka kaya, tapi membuat orang lain semakin miskin. Banyak contoh di mana pejabat yang meninjau daerah bencana malah merepotkan. Apalagi jika ia adalah orang penting dari pusat. Anggaran malah habis untuk mempersiapakan kedatangannya. Aparat lokal dipersiapkan untuk menyambutnya dan berebut cari muka. Pejabatnya pun mungkin akan marah jika yang menyambut kedatangannya hanya sedikit.
Belum lagi makanan yang akan dimakan si pejabat haruslah istimewa dan banyak. Apalagi kalau si pejabat membawa rombongan ajudan , istri, dan keluarganya. Kok menengok bencana malahan menjadi merepotkan? Bukankah sebaiknya berikan saja doa restu dan audit pengunaan anggaran untuk menuntaskan kemiskinan dan menanggulangi bencana dengan baik?
Untuk mendapatkan BLT, Raskin (Beras Miskin), Jamkesmin (Jaminan Kesehatan Miskin), semuanya harus dicap miskin. Ada pengantar dari kelurahan untuk menyatakan bahwa kita miskin. Kalau perlu diberi seragam atau cap yang membedakan kasta kita adalah kasta miskin proletar yang berhak dapat bantuan. Di kelurahan sendiri juga rawan korupsi. Banyak kartu miskin malah diberikan kepada mereka yang tidak miskin. Apakah mereka ini sudah sedemikian rusak mentalnya dan tidak punya harga diri sehingga tidak malu mengaku miskin agar dapat bantuan dari pemerintah?
 
Kalau untuk mendapatkan BLT sontak pejabat desa, kecamatan, dan kabupaten berlomba-lomba mendata sebanyak mungkin warganya yang miskin. Bahkan, banyak data yang fiktif, ada data tapi orangnya sudah meninggal. Tapi, jika untuk laporan kemajuan desa, data yang dikeluarkan lain lagi. Pokoknya yang menggambarkan bagimana hebatnya aparat birokrat mengelola daerahnya. Dengan data dan laporan yang bagus, akan keluar lagi kucuran dana untuk program lainnya. Rakyat masih dijadikan alat untuk kepentingan para birokrat, belum diperlakukan dengan benar untuk mengangkat derajatnya agar mereka sejahtera.
Kalau rakyat masih mau dijadikan komoditas politik kepentingan para penguasa, dan mau dijadikan objek kemiskinan, mereka akan berkubang dalam lumpur kemiskinan. Cara berpikirnya adalah miskin, meminta-minta, dan mengggantungkan hidupnya pada orang lain. Jika birokrat masih menjadikan rakyat hanya sebagai alat untuk mendapatkan tambahan anggaran yang peruntukannya tidak sesuai dengan alokasi anggaran, akan terciptalah mental penguasa yang bobrok. Merekalah yang sebenarnya miskin. Ya.., miskin kasih sayang, miskin moral, dan miskin belas kasihan kepada`rakyat yang seharusnya mereka lindungi.
Kita harus memerangi keadaan seperti ini agar jangan sampai orang miskin tetap miskin. Orang miskin hanya dianggap sebagai angka; yang semakin besar jumlahnya semakin banyak bantuan yang diberikan. Sudah saatnya kita semua memperjuangkan suatu negara yang makmur, merdeka, sejahtera, di mana rakyatnya mempunyai harga diri dan semangat untuk mandiri. Masyarakat yang malu untuk meminta-minta dan berjuang untuk hidup secara bermartabat.
Sedih rasanya dalam bulan puasa kemarin misalnya, kita melihat bagaimana rakyat miskin yang memang biasa tidak makan malahan tidak puasa. Mereka di bulan suci tersebut malah berjejer di jalan, lengkap dengan anak-istri, bahkan membawa bayi sambil menadahkan tangannya merengek untuk meminta belas kasih para pengguna jalan. Manusia gerobak semakin hari semakin banyak saja berjejer di pinggir-pinggir jalan besar. Rasanya mustahil jika tidak ada yang mengorganisir. Begitu banyak gerobak itu mungkin ada juragan gerobak yang mengambil keuntungan dengan menyewakannya.
Seorang miskin mungkin menjadi putus asa dan tidak percaya lagi kepada Allah. Mereka mencari kasih sayang Allah sepanjang hidupnya, namun belum menemukannya dalam bentuk kesejahteraan. Rawan sekali jika kita membiarkan saudara kita tersebut semakin banyak saja yang bertambah miskin. Mereka nantinya bukan saja miskin harta, tapi juga miskin iman. Bisa tidak percaya lagi kepada kasih sayang Allah.
Bahkan, dikhawatirkandemi mengejar kebutuhan perut—mereka akan terperosok ke dalam perbuatan yang tidak bermartabat, seperti minta-minta dan bahkan berbuat kriminal. Seperti banyak yang terjadi di jalan-jalan protokol di Makassar. Bayangkan jika begitu banyak saudara kita yang miskin, ini juga akan membahayakan kita yang dianggap mampu tapi tidak mau membantu. Kemungkinan ada kecemburuan sosial dan kalau ada kejadian yang tidak diinginkan mereka akan gelap mata.
Jadi, jangan berbahagia apalagi tidak peduli terhadap orang miskin. Kita semua (tak terkecuali saya) yang hidupnya sudah berkecukupan harus membantu mereka. Seberapapun bantuan kita, akan sangat bernilai bagi mereka. 
Ada puluhan juta orang miskin di negeri kita yang tercinta ini. Saudara kita yang kebetulan tidak mendapat kesempatan dan mendapatkan ujian dengan menjadi orang susah. Allah memang menciptakan manusia, ada yang kaya untuk membantu yang miskin, dan ada yang miskin agar orang kaya bersyukur serta tergerak hatinya untuk membantu. 

- Semoga Bermanfaat

3 komentar:

  1. koruptor itu kanibal. ya, kanibal. memakan saudaranya sendiri secara tidak langsung.
    semoga allah memberi jalan buat mereka. dan buat saudara2 kita yg kurang beruntung, semoga allah memberikan ketabahan buat mereka dalam menjalani hidup... amin ya robbal 'alamin...

    BalasHapus
  2. Saya sudah jengah dengan sikap para koruptor kita. Sepertinya sulit jika kita berniat mengubah yang sudah ada. Bisa sih, tapi harus ekstrim, tebas sampai ke akarnya, terapkan hukum mati seperti di Cina. Tapi rasanya itu sulit di negeri kita yang dikuasai koruptor.

    Menurut saya, lebih baik kita mempersiapkan generasi kita, membentengi diri supaya tidak sama dengan mereka-mereka yang menjadi pejabat. Dimulai dari yang terkecil sampai yang terbesar. Serta dengan sabar menunggu koruptor2 itu lengser, meninggal atau kena stroke. :D

    Jika masing2 pemuda 18-27 tahun sekarang melakukan ini, niscaya indonesia 10-15 tahun lagi pasti akan bersih. :D

    BalasHapus
  3. N O E
    benar. koruptor itu kanibal. mereka memangsa saudara sendiri secara tdk langsung dan jauh lbh keji lagi dr sumanto. mereka itu manusia yang tdk sempurna, jauh berbeda dr manusia kebanyakan. ya.., tdk sempurna krn mereka terlahir tnp diberkahi sebuah hati dan perasaan. mereka dikutuk dengan keserakahan yg kelak akan mempermudah keberhasilannya di akhirat sebagai bahan bakar api neraka.

    I2-Harmony Admin
    jauh dr kesejahteraan, dan jauh dr tenggang rasa, membuat saya mnyimpulkan bhw indonesia saat ini msh jauh dr kemerdekaan yang sebenarnya. tongkat estafet yg mnjd simbol perjuangan para pendahulu tdk diteruskan pd sebuah jalur yg tepat melainkan jauh dr lintasan yg sebenarnya.

    musuh terbesar indonesia saat ini adalah ketidak-adilan. sementara senjata ampuh untuk memusnahkannya adalah ketegasan dan konsistensi. jika ini diterapkaan, tidak akan ada catatan di atas sebagai bentuk keprihatinan trhadap saudara2 kt yg tertindas haknya oleh kebobrokan mental para penguasa. karena menurut mereka "keadilan" sdh tegak. tapi keadilan yg mana? jawabnya keadilan dlm hal pembagian sebuah hasil atas kerjasama dalam mensejahterahkan diri/pribadi dan kelompok.

    tata kelola pemerintahan yg sembrawut bin amburadul, pelaku-pelaku pemerintahan yg bermental korup, serta supremasi hukum yg jauh dr tujuan utamanya "keadilan" menjadi pekerjaan rumah terbesar yg harus segera terselesaikan. peran serta masyarakat dan transparansi dlm managing the nation sangat diperlukan dlm hal perbaikan.

    jenuh, bosan dan masa bodoh merupakan ekspresi masyarakat yg senantiasa terdengar akhir2 ini. namun bukan berarti menyurutkan niat kita untuk memperjuangkan sebuah keadilan. semangat juang sdr2 kita saat menjatuhkan rezim orde baru thn 1998 lalu yg berganti mnjd orde reformasi diharapkan bisa memotivasi kita (para kaum muda) utk turut serta dlm melakukan sekecil-kecilnya perbaikan pd republik ini.

    mungkin mereka lupa bhw siapa sebenarnya yg berdaulat kalau bukan RAKYAT???
    peristiwa thn 1998 yg lalu semoga bisa menjadi peringatan besar bagi para penguasa utk segera melakukan reformasi besar-besaran pd diri masing2, jika memang mereka tahu sejarah. bukan hal yg mustahil kejadian itu akan terulang kembali jika rasa jenuh dan bosan msyarakat sdh tdk terbendung lagi. dan kalaupun akan trjadi sy mngusulkan sebuah nama rezim yg akan mnggantikan orde reformasi, yakni "orde reinkarnasi". yaa..., semua harus terlahir kembali. karena terlahir kembali, maka pelaku pemerintahan harus yg muda2, bersih dan cerdas tentunya.

    BalasHapus