Karate. Olahraga
beladiri yang telah menjadi bagian dalam hidupku selama ini. Salah satu
kegemaran/hobby yang hingga saat ini kugeluti dan tidak ada kata bosan dalam
menjalaninya. Banyak cerita/kisah tentang olahraga ini yang telah terukir
melengkapi perjalanan hidupku sejak masih duduk di bangku kelas 1 SMP dulu (hmmm..nostalgia).
Berbagai kegiatan dalam
karate yang sangat sayang untuk dilewatkan. Bagi saya, melewatkan suatu
kegiatan/event karate, sama halnya dengan menutup satu kesempatan untuk
memperoleh suatu pengalaman. Pengalaman yang diperoleh tidak hanya terpaku pada
hal-hal yang berkaitan dengan karate saja yang sudah tentu ada dalam setiap
kesempatan. Ada banyak pengalaman lainnya yang tidak kalah menarik, seperti
pengalaman berkunjung ke suatu tempat/daerah (lokasi kegiatan) yang mungkin belum pernah dikunjungi sebelumnya,
pengalaman mendapatkan teman baru, dan pengalaman berupa
kebersamaan dengan teman-teman karate dari kontingen soppeng. Serta pengalaman
lainnya yang tidak kalah berkesan sehingga membuat saya memberi judul note ini
“Kejurda Berkesan”. Yaa.., pengalaman yang mengesankan dan selalu terkenang
saat bersama dengan “dia” selama kurang lebih 3 hari di Makassar. “Dia”
adalah..., mmm...sebenarnya malu untuk mengatakannya tapi biarlah blog ini
menjadi media bagiku untuk mencurahkan segala hal yang kuanggap perlu dan
penting dalam hidupku. “Dia” tidak lain adalah murid karateku sendiri yang
telah setahun lamanya menjalani latihan bersama saya di Soppeng dan kini
menjadi tambatan hati (hehehe..., kena
cinlok juga saya).
Semua
bermula ketika perjalanan dari Soppeng menuju Makassar bersama kontingen
Soppeng dan “dia” sore itu. Perjalanan menjadi lebih asyik karena ada “dia”.
Jika dalam pertandingan sebelumnya saya terkadang bingung untuk mencari
semangat baru agar dapat menampilkan yang terbaik, kali ini satu semangatku ada
pada dirinya. “Dia” seolah memberi semangat yang luar biasa yang selama ini
belum pernah kualami setiap kali bertanding. Hal itu tentu akan saya jadikan
motivasi agar bisa meraih gelar juara nantinya. Adapun menang atau kalahnya
saya dalam pertandingan nanti, saya tidak begitu mempersoalkannya, toh namanya
juga kompetisi ada menang dan ada yang kalah, siap menang demikian pula halnya
kita harus tegar saat kalah.
Hari
pertama di Makassar kami manfaatkan untuk latihan di pagi hari sebagai
pemantapan fisik dan mental karena jadwal pertandingan baru dilaksanakan besok.
Jadi ada waktu untuk kami beristirahat setelah latihan dan sebelum bertanding
besok. Senang rasanya melihat semangat kontingen Soppeng yang membara. Tak ada
rasa takut dalam diri mereka meskipun ini adalah pertama kalinya mereka
mengikuti kejuaraan tingkat daerah (Kejurda).
Kesiapan mental hari itu kian lengkap rasanya ketika sore menjelang magrib,
di mana saya dan “dia” menyempatkan diri untuk menyaksikan sunset di anjungan
pantai losari. Semua terasa indah saat berada dekat dengannya, saat tangan kami
saling menggenggam seraya mengikat janji dalam hati untuk selalu bersama dan
berkomitmen untuk menjaga hubungan ini hingga tiba saatnya nanti (saat yang membahagiakan tentunya). Sangat
tepat jika saya mengatakan bahwa saat itu adalah saat yang tak terlupakan dan
begitu berkesan bagiku dan tentu baginya juga karena ini adalah the first time,
yaa..saat pertama saya dan “dia” menikmati indahnya matahari terbenam dengan
belahan jiwa. Hmm...rasanya berbunga-bunga...(mirip taman ya, hehe..)
Pengalaman
membawa kontingen Soppeng bersama kakak dalam kejurda kali ini adalah pelajaran
yang sangat berharga. Saya banyak belajar bagaimana menjadi seorang manager
yang membimbing anak didik sendiri dalam suatu event. Sebagai seorang
manajer/coach saya harus memperhatikan semua anggota kontingen yang menjadi
tanggung jawab saya. Dengan begitu saya bisa belajar bertanggung jawab. Sebuah
pengalaman berharga tentunya. Satu persatu murid saya bertanding dengan waktu
yang berbeda sesuai kelasnya masing-masing. Ketika tiba giliran “dia”
bertanding, saya semakin semangat menjalani tugas saya sebagai seorang manajer
dalam pertandingan (hehehee....). Meski
hasilnya kurang memuaskan alias kalah, tapi tak apalah. Ini juga adalah the
first experience bagi “dia”, tentu dengan hasil yang diperoleh hari ini akan
memacu semangatnya, begitupun teman-temannya untuk terus belajar/berlatih. Dan
tentu “dia” juga lebih semangat meskipun hasilnya kalah karena mendapat
perhatian yang lebih dari saya (hehe..narzis
bin lebay). Sebenarnya gak enak juga sama teman-temannya waktu itu, karena
saya memberikan perhatian lebih kepada “dia” mulai dari persiapan sebelum
pertandingan hingga pertandingannya usai. Tapi, it’s okay-lah,,let it flow...,
toh pada akhirnya mereka juga akan tahu nantinya. Fast or Slowly.
Semua
menjadi berkesan ketika dalam perjalanan pulang kami duduk begitu dekat dalam
mobil yang kami (kontingen soppeng) tumpangi.
Sempat merasa risih juga dengan teman-temannya yang sesekali melirik kami
berdua saat sedang ngobrol atau bertatapan, hehe. Kurang lebih empat jam
lamanya perjalanan dari makassar ke kota soppeng akhirnya tiba juga kami di
kota tercinta. Satu persatu atlet turun dari mobil di rumahnya masing-masing.
Hingga tiba saatnya giliran dia yang turun dari mobil, sedih juga rasanya
ketika harus terpisah dengan dia saat kedekatan di antara kami mulai terjalin. Namun
saya merasa senang telah bersama “dia” (si pujaan hati) selama di makassar
hingga kembali ke kota soppeng. Rasa tidak kangen dan sabaran kini bersarang di
benakku untuk segera bertemu kembali dengannya dalam latihan berikutnya.
Hmmmmmm.... (senyum sambil menghela nafas
panjang) J
Dengan
pengalaman saat kejurda kemarin bersama teman dan “dia” tentunya, semakin
menambah alasan bagi saya untuk tetap pada olahraga favoritku (karate), mencintainya hingga akhir
hayatku apapun yang terjadi. Menjalani hari-hari dengan olahraga ini, bersama
sahabat/teman-teman, dan “dia”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar