Senin, 16 April 2012

KEJURDA BERKESAN

Karate. Olahraga beladiri yang telah menjadi bagian dalam hidupku selama ini. Salah satu kegemaran/hobby yang hingga saat ini kugeluti dan tidak ada kata bosan dalam menjalaninya. Banyak cerita/kisah tentang olahraga ini yang telah terukir melengkapi perjalanan hidupku sejak masih duduk di bangku kelas 1 SMP dulu (hmmm..nostalgia).

Berbagai kegiatan dalam karate yang sangat sayang untuk dilewatkan. Bagi saya, melewatkan suatu kegiatan/event karate, sama halnya dengan menutup satu kesempatan untuk memperoleh suatu pengalaman. Pengalaman yang diperoleh tidak hanya terpaku pada hal-hal yang berkaitan dengan karate saja yang sudah tentu ada dalam setiap kesempatan. Ada banyak pengalaman lainnya yang tidak kalah menarik, seperti pengalaman berkunjung ke suatu tempat/daerah (lokasi kegiatan) yang mungkin belum pernah dikunjungi sebelumnya, pengalaman mendapatkan teman baru, dan pengalaman berupa kebersamaan dengan teman-teman karate dari kontingen soppeng. Serta pengalaman lainnya yang tidak kalah berkesan sehingga membuat saya memberi judul note ini “Kejurda Berkesan”. Yaa.., pengalaman yang mengesankan dan selalu terkenang saat bersama dengan “dia” selama kurang lebih 3 hari di Makassar. “Dia” adalah..., mmm...sebenarnya malu untuk mengatakannya tapi biarlah blog ini menjadi media bagiku untuk mencurahkan segala hal yang kuanggap perlu dan penting dalam hidupku. “Dia” tidak lain adalah murid karateku sendiri yang telah setahun lamanya menjalani latihan bersama saya di Soppeng dan kini menjadi tambatan hati (hehehe..., kena cinlok juga saya).

Semua bermula ketika perjalanan dari Soppeng menuju Makassar bersama kontingen Soppeng dan “dia” sore itu. Perjalanan menjadi lebih asyik karena ada “dia”. Jika dalam pertandingan sebelumnya saya terkadang bingung untuk mencari semangat baru agar dapat menampilkan yang terbaik, kali ini satu semangatku ada pada dirinya. “Dia” seolah memberi semangat yang luar biasa yang selama ini belum pernah kualami setiap kali bertanding. Hal itu tentu akan saya jadikan motivasi agar bisa meraih gelar juara nantinya. Adapun menang atau kalahnya saya dalam pertandingan nanti, saya tidak begitu mempersoalkannya, toh namanya juga kompetisi ada menang dan ada yang kalah, siap menang demikian pula halnya kita harus tegar saat kalah.

Hari pertama di Makassar kami manfaatkan untuk latihan di pagi hari sebagai pemantapan fisik dan mental karena jadwal pertandingan baru dilaksanakan besok. Jadi ada waktu untuk kami beristirahat setelah latihan dan sebelum bertanding besok. Senang rasanya melihat semangat kontingen Soppeng yang membara. Tak ada rasa takut dalam diri mereka meskipun ini adalah pertama kalinya mereka mengikuti kejuaraan tingkat daerah (Kejurda). Kesiapan mental hari itu kian lengkap rasanya ketika sore menjelang magrib, di mana saya dan “dia” menyempatkan diri untuk menyaksikan sunset di anjungan pantai losari. Semua terasa indah saat berada dekat dengannya, saat tangan kami saling menggenggam seraya mengikat janji dalam hati untuk selalu bersama dan berkomitmen untuk menjaga hubungan ini hingga tiba saatnya nanti (saat yang membahagiakan tentunya). Sangat tepat jika saya mengatakan bahwa saat itu adalah saat yang tak terlupakan dan begitu berkesan bagiku dan tentu baginya juga karena ini adalah the first time, yaa..saat pertama saya dan “dia” menikmati indahnya matahari terbenam dengan belahan jiwa. Hmm...rasanya berbunga-bunga...(mirip taman ya, hehe..)

Pengalaman membawa kontingen Soppeng bersama kakak dalam kejurda kali ini adalah pelajaran yang sangat berharga. Saya banyak belajar bagaimana menjadi seorang manager yang membimbing anak didik sendiri dalam suatu event. Sebagai seorang manajer/coach saya harus memperhatikan semua anggota kontingen yang menjadi tanggung jawab saya. Dengan begitu saya bisa belajar bertanggung jawab. Sebuah pengalaman berharga tentunya. Satu persatu murid saya bertanding dengan waktu yang berbeda sesuai kelasnya masing-masing. Ketika tiba giliran “dia” bertanding, saya semakin semangat menjalani tugas saya sebagai seorang manajer dalam pertandingan (hehehee....). Meski hasilnya kurang memuaskan alias kalah, tapi tak apalah. Ini juga adalah the first experience bagi “dia”, tentu dengan hasil yang diperoleh hari ini akan memacu semangatnya, begitupun teman-temannya untuk terus belajar/berlatih. Dan tentu “dia” juga lebih semangat meskipun hasilnya kalah karena mendapat perhatian yang lebih dari saya (hehe..narzis bin lebay). Sebenarnya gak enak juga sama teman-temannya waktu itu, karena saya memberikan perhatian lebih kepada “dia” mulai dari persiapan sebelum pertandingan hingga pertandingannya usai. Tapi, it’s okay-lah,,let it flow..., toh pada akhirnya mereka juga akan tahu nantinya. Fast or Slowly.

Semua menjadi berkesan ketika dalam perjalanan pulang kami duduk begitu dekat dalam mobil yang kami (kontingen soppeng) tumpangi. Sempat merasa risih juga dengan teman-temannya yang sesekali melirik kami berdua saat sedang ngobrol atau bertatapan, hehe. Kurang lebih empat jam lamanya perjalanan dari makassar ke kota soppeng akhirnya tiba juga kami di kota tercinta. Satu persatu atlet turun dari mobil di rumahnya masing-masing. Hingga tiba saatnya giliran dia yang turun dari mobil, sedih juga rasanya ketika harus terpisah dengan dia saat kedekatan di antara kami mulai terjalin. Namun saya merasa senang telah bersama “dia” (si pujaan hati) selama di makassar hingga kembali ke kota soppeng. Rasa tidak kangen dan sabaran kini bersarang di benakku untuk segera bertemu kembali dengannya dalam latihan berikutnya. Hmmmmmm.... (senyum sambil menghela nafas panjang) J

Dengan pengalaman saat kejurda kemarin bersama teman dan “dia” tentunya, semakin menambah alasan bagi saya untuk tetap pada olahraga favoritku (karate), mencintainya hingga akhir hayatku apapun yang terjadi. Menjalani hari-hari dengan olahraga ini, bersama sahabat/teman-teman, dan “dia”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar